Tenggarong – Bulan Ramadhan, yang biasanya diisi dengan kegiatan ibadah dan kebersamaan, ternyata menyimpan potensi bahaya kebakaran yang perlu diwaspadai. Hal ini terbukti dengan terjadinya dua kebakaran dalam waktu yang berdekatan di Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara. Kejadian tersebut, yang menimpa beberapa rumah warga, menjadi perhatian serius bagi masyarakat setempat dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kutai Kartanegara. Insiden pertama terjadi pada 18 Maret 2025, di Jalan Kh. Achmad Mukhsin Gang Camel RT 01 Kelurahan Melayu, dan yang kedua terjadi pada 20 Maret 2025, di Jalan Danau Melintang RT 24 juga di Kelurahan Melayu.

Kebakaran pertama, yang terjadi pada 18 Maret 2025, menghanguskan tiga rumah di Gang Camel, Jalan Kh. Achmad Mukhsin. Api cepat menjalar dan merusak sebagian besar bangunan, meskipun upaya pemadaman dilakukan oleh petugas Pemadam Kebakaran Kabupaten Kutai Kartanegara namun kondisi listrik yang masih menyala menyebabkan petugas pemadam kebakaran harus lebih berhati-hati dalam melaksanakan pemadaman. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kerugian material diperkirakan cukup besar. Kebakaran ini diduga disebabkan oleh konsleting listrik, sebuah faktor yang semakin sering menjadi penyebab kebakaran di daerah perkotaan.
Hanya dua hari setelah kejadian pertama, kebakaran kedua kembali melanda Tenggarong, tepatnya pada 20 Maret 2025. Kebakaran yang terjadi di Jalan Danau Melintang RT 24 ini menghanguskan satu rumah warga. Kejadian ini terjadi pada sore hari menjelang waktu berbuka, saat banyak rumah yang tengah mempersiapkan hidangan berbuka puasa. Meskipun kebakaran ini lebih kecil dari kebakaran sebelumnya, namun kerugian yang ditimbulkan tetap tidak bisa dianggap sepele. Petugas pemadam kebakaran langsung turun tangan untuk memadamkan api, dan api berhasil dijinakkan sebelum merambah ke rumah lainnya. Penyebab kebakaran ini berasal dari petasan yang dimainkan oleh anak-anak.
Kedua kebakaran ini telah menarik perhatian dan jauh sebelum telah diingatkan oleh Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kutai Kartanegara pada Apel Kesiapsiagaan Menyambut Ramadhan 1446 H bersama Redkar di Halaman Mako Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kutai Kartanegara. Dalam arahannya, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kutai Karatnegara, H. Fida Hurasani, S. Sos menyampaikan kekhawatiran atas tingginya risiko kebakaran yang terjadi pada bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan, yang identik dengan peningkatan aktivitas di dapur untuk menyiapkan makanan berbuka puasa dan sahur, menjadi waktu yang rawan bagi terjadinya kebakaran, terutama jika faktor keamanan tidak diperhatikan dengan seksama.
Dari Kedua kebakaran tersebut, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kutai Kartanegara kembali mengingatkan masyarakat Tenggarong khususnya dan Kutai Kartanegara pada umumnya akan bahaya kebakaran:
Penyebab Kebakaran dan Risiko Konsleting Listrik
Menurut dari warga sekitar, kebakaran pertama yang terjadi di Jalan Kh. Achmad Mukhsin diduga disebabkan oleh konsleting listrik. Seorang warga mendengar dentuman keras dari kabel listrik di sekitar lokasi kebakaran (dikutip dari kompas.com). Konsleting listrik, meskipun sering dianggap sebagai masalah kecil, bisa dengan cepat berkembang menjadi kebakaran besar, apalagi jika tidak segera diperbaiki. Instalasi listrik yang sudah usang atau penggunaan peralatan listrik yang tidak sesuai dengan standar keselamatan sangat rentan menyebabkan kebakaran. Terlebih lagi, ketika cuaca panas seperti yang terjadi saat ini, faktor ini bisa memperburuk situasi.
Kebakaran kedua di Jalan Danau Melintang RT 24, meskipun tidak ditemukan bukti langsung mengenai penyebabnya, kelalaian dalam bermain petasan yang dimainkan oleh anak-anak menjadi dugaan utama. Banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa petasan, meskipun sering dimainkan di bulan Ramadhan, bisa menimbulkan bahaya kebakaran yang serius. Petasan yang meledak tanpa pengawasan dapat menyebarkan api dengan cepat, terutama jika ada bahan-bahan yang mudah terbakar di sekitar lokasi. Oleh karena itu, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kutai Kartanegara sangat menyarankan agar setiap warga selalu memperhatikan dan mendampingi anak-anak dalam bermain petasan.
Faktor Kelalaian dan Kesadaran Masyarakat
Selain konsleting listrik dan faktor kesengajaan, salah satu penyebab utama kebakaran yang sering terjadi adalah kelalaian. Kelalaian dalam hal ini bisa berupa kelupaan mematikan peralatan listrik, tidak memeriksa keadaan kompor gas setelah digunakan, atau bahkan meninggalkan alat pemanas yang menyala tanpa pengawasan. Hal-hal sepele yang seringkali diabaikan ini justru banyak menjadi pemicu utama kebakaran yang dapat merusak harta benda dan mengancam keselamatan jiwa.
Pada kebakaran yang terjadi di Jalan Kh. Achmad Mukhsin, meskipun penyebab utama diduga konsleting listrik, ada kemungkinan bahwa kurangnya perhatian terhadap instalasi listrik di rumah juga berperan dalam memperburuk keadaan. Ketidaksadaran akan pentingnya memeriksa kelistrikan di rumah seringkali mengakibatkan kebakaran yang bisa dicegah dengan mudah. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa kabel yang sudah usang atau peralatan listrik yang rusak bisa menambah risiko terjadinya kebakaran, apalagi jika dipakai dalam waktu lama tanpa pemeriksaan.
Begitu pula dengan kebakaran kedua di Jalan Danau Melintang, meskipun penyebabnya belum jelas, kelalaian saat bermain petasan bisa menjadi faktor utama yang menyebabkan api cepat membesar. Petasan yang dimainkan di area pemukiman padat penduduk memiliki potensi besar untuk memicu kebakaran. Dalam banyak kasus, anak-anak yang bermain petasan cenderung tidak memperhatikan keselamatan dan potensi bahaya yang dapat ditimbulkan. Selain itu, tidak jarang petasan diledakkan di dekat rumah yang memiliki bahan-bahan mudah terbakar, seperti kayu, plastik, dan kain, yang dapat meningkatkan risiko kebakaran. Oleh karena itu, permainan petasan yang tidak terkontrol di bulan Ramadhan berisiko besar menjadi pemicu kebakaran yang dapat merusak harta benda, mengancam keselamatan jiwa, dan mengguncang ketenangan masyarakat
Faktor Kesengajaan
Namun, selain faktor kelalaian atau kecelakaan seperti konsleting listrik, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyalamtan Kabupaten Kutai Kartanegara juga menyoroti adanya kemungkinan kebakaran yang disebabkan oleh faktor kesengajaan. Masyarakat diminta untuk selalu menjaga kewaspadaan terhadap pola yang mencurigakan di lingkungan sekitar. Menurut Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kutai Kartanegara, kebakaran yang terjadi bisa jadi dipicu oleh niat jahat atau kesengajaan dari individu yang tidak bertanggung jawab.
Untuk itu, masyarakat diminta untuk lebih aktif dalam menjaga lingkungan mereka. Jika ada tanda-tanda yang mencurigakan, seperti api yang tiba-tiba menyala atau asap yang keluar dari area yang tidak jelas, sebaiknya segera melaporkan ke pihak berwajib atau petugas pemadam kebakaran dan penyelamatan. Kesadaran dan perhatian terhadap lingkungan sangat penting untuk mencegah terjadinya kebakaran yang lebih luas.
Imbauan dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan
Melihat dua kebakaran yang terjadi dalam waktu yang sangat dekat, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kutai Kartanegara mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati selama bulan Ramadhan. Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kutai Kartanegara, H. Fida Hurasani, S. Sos, menyampaikan beberapa langkah pencegahan kebakaran yang dapat diambil oleh masyarakat. Salah satunya adalah melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap instalasi listrik di rumah. Jika ditemukan kabel yang rusak atau peralatan listrik yang sudah tua, sebaiknya segera diperbaiki atau diganti.
Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa kompor gas atau peralatan masak lainnya tidak dalam keadaan terbuka atau bocor. Pastikan untuk mematikan kompor dan alat pemanas setelah digunakan dan menjaga jarak yang aman dengan bahan-bahan yang mudah terbakar, seperti kain atau plastik. Dinas Pemadam Kebakaran juga mengingatkan agar tidak meninggalkan kompor atau alat pemanas menyala saat meninggalkan dapur, terutama saat hendak melaksanakan ibadah atau tidur malam.
Kemudian Redkar (Relawan Pemadam Kebakaran) memiliki peran yang sangat penting dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran ditingkat desa/kelurahan yang sangat dengan dengan keberadaannya dan menjadi bagian dari masyarakat di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Kutai Kartanegara. Selain itu, Redkar juga berperan dalam berbagai kegiatan pencegahan untuk mengurangi risiko kebakaran di lingkungan sekitar.
Sebagai kelompok yang bekerja sama, dan menjadi unjung tombak Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Redkar memiliki tanggung jawab untuk memberikan edukasi, melakukan patroli, dan mengambil langkah-langkah penanggulangan kebakaran yang cepat dan efisien. Sehingga keberadaanya bisa meningkatkan rasa aman masyarakat terhadap bahaya masyarkat
Upaya Pengurangan Risiko Kebakaran
Penting untuk menyadari bahwa kebakaran tidak hanya merusak harta benda, tetapi juga bisa mengancam keselamatan jiwa. Oleh karena itu, upaya preventif untuk mengurangi risiko kebakaran harus menjadi prioritas bersama. Pemerintah daerah melalui Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, termasuk mengadakan sosialisasi dan pelatihan tentang penanggulangan kebakaran, pembentukan dan pembinaan Redkar di tingkat kelurahan dan desa. masyakarat dikenalkan dan diajarkan cara menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) serta cara melaporkan kebakaran dengan cepat agar bantuan bisa segera datang.
Sosialisasi kepada masyarakat juga mencakup pemahaman mengenai pentingnya menjaga keamanan instalasi listrik dan gas di rumah, serta cara menjaga lingkungan sekitar agar tidak ada bahan-bahan yang mudah terbakar berserakan. Selain itu, pengawasan yang lebih ketat di lingkungan pemukiman juga harapannya dapat mencegah potensi kebakaran yang disebabkan oleh faktor kesengajaan.
Bulan Ramadhan yang penuh berkah hendaknya tidak terganggu oleh kejadian yang tidak diinginkan, seperti kebakaran. Dengan meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan, diharapkan kejadian serupa tidak terulang kembali. Masyarakat Tenggarong dan Kabupaten Kutai Kartanegara pada umumnya diharapkan dapat bekerja sama dalam menjaga keamanan lingkungan dan melaporkan segala hal yang mencurigakan. Melalui langkah-langkah preventif, kita semua dapat mencegah kebakaran, menjaga keselamatan diri dan orang-orang terdekat serta menjaga pembangunan.
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Kutai Kartanegara terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik dalam menghadapi insiden kebakaran dan situasi darurat lainnya akan terus melakukan pemantauan secara intensif. Namun, peran aktif masyarakat dalam menjaga keselamatan sangat penting untuk mencegah terjadinya kebakaran yang lebih besar. Dengan kewaspadaan dan kesadaran bersama, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, terutama di bulan suci Ramadhan ini.