
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmatan) Kutai Kartanegara ingin mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk selalu waspada terhadap gangguan binatang berbahaya seperti ular, tawon, buaya, dan hewan liar lainnya yang dapat mengancam keselamatan. Keberadaan hewan-hewan ini sering kali tidak terduga, dan dapat membahayakan jika tidak ditangani dengan hati-hati.
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmatan) Kutai Kartanegara menghimbau agar masyarakat tidak panik dan tidak mencoba menangani binatang berbahaya secara pribadi. Jangan berusaha untuk menangkap atau memindahkan hewan tersebut tanpa keahlian yang memadai, karena bisa meningkatkan risiko bahaya. Sebagai langkah yang tepat, segera hubungi pihak berwenang atau petugas Damkarmatan Kutai Kartanegara yang memiliki pelatihan khusus serta peralatan yang diperlukan untuk menangani hewan-hewan berbahaya ini dengan aman.

Tim Damkarmatan Kutai Kartanegara siap membantu menangani gangguan binatang berbahaya dengan profesionalisme dan keterampilan. Petugas Damkarmatan Kutai Kartanegara dilengkapi dengan peralatan seperti penjepit ular, karung, dan alat lainnya untuk menangkap hewan liar tanpa membahayakan keselamatan orang lain. Setelah penangkapan, hewan tersebut akan dilepaskan kembali ke habitat alaminya, jauh dari pemukiman, guna menghindari gangguan lebih lanjut.
1. Kenali Jenis Binatang yang Berisiko di Sekitar
Mengetahui jenis-jenis binatang yang berpotensi mengganggu atau membahayakan sangat penting. Di daerah tertentu, misalnya, ular berbisa atau hewan liar mungkin sering muncul. Dengan mengenalinya, Anda bisa lebih waspada dan tahu tindakan yang harus dilakukan jika menemui hewan tersebut.
- Ular dan Buaya: Biasanya lebih aktif pada musim hujan atau saat mencari makan. Perhatikan sekitar rumah, terutama di area yang lembap atau banyak semak.
- Monyet: Monyet atau hewan liar lainnya dapat mengganggu tempat tinggal atau fasilitas umum, terutama di kawasan dekat hutan.
2. Pahami Waktu dan Tempat Rawan
Gangguan binatang sering terjadi pada waktu-waktu tertentu dan tempat-tempat tertentu. Misalnya, ular lebih aktif pada malam hari atau saat cuaca panas. Waspadai kawasan yang rawan seperti semak-semak, lahan terbuka, atau dekat sumber air.
- Malam dan Pagi Dini Hari: Beberapa hewan, seperti ular, sering bergerak pada malam hari atau pagi dini hari.
- Dekat Sumber Air: Ular dan hewan liar lainnya cenderung mencari sumber air, seperti sungai atau kolam, terutama saat musim kemarau.
3. Jaga Kebersihan dan Keamanan Lingkungan
Lingkungan yang bersih dan teratur dapat mengurangi kemungkinan kedatangan binatang berbahaya ke area pemukiman. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Bersihkan semak-semak dan rumput tinggi di sekitar rumah yang bisa menjadi tempat persembunyian bagi binatang seperti ular atau serangga berbahaya.
- Jaga kebersihan saluran air dan buang sampah pada tempatnya untuk menghindari hewan liar mencari makanan di sekitar pemukiman.
- Tutup celah-celah rumah yang bisa menjadi pintu masuk hewan, seperti lubang di tembok, jendela yang tidak tertutup rapat, atau ventilasi yang terbuka.
4. Instalasi Keamanan di Rumah
Untuk mengurangi risiko gangguan binatang, terutama di rumah atau area pemukiman, Anda bisa memasang beberapa instalasi keamanan:
- Pagar atau pembatas yang kokoh untuk menghalangi hewan besar, seperti sapi atau monyet, masuk ke halaman rumah.
- Penerangan yang cukup di sekitar rumah pada malam hari untuk menghindari hewan yang bergerak di malam hari, seperti ular atau tikus.
- Penghalau binatang: Beberapa alat penghalau, seperti alat ultrasonik atau perangkat yang mengeluarkan bau yang tidak disukai hewan, bisa membantu mengusir hewan liar.
5. Segera Laporkan Kejadian
Jika Anda atau seseorang menemukan binatang yang membahayakan, segera laporkan kepada petugas terkait. Dinas Pemadam Kebakaran, petugas penyelamatan, atau pihak berwenang lainnya memiliki peralatan dan keahlian untuk menangani situasi tersebut dengan aman.
- Nomor darurat: Ketahui nomor darurat Dinas Pemadam Kebakaran atau layanan darurat setempat untuk kasus seperti ular berbisa atau gangguan hewan berbahaya lainnya. (0541-661009) dan Wa 081335951973
- Relawan Pemadam Kebakaran (REDKAR): Beberapa desa/kelurahan memiliki Redkar atau organisasi yang siap membantu menangani gangguan binatang liar. Bergabung dengan kelompok ini bisa memperkuat kewaspadaan masyarakat.
6. Pendidikan dan Sosialisasi Masyarakat
Penting bagi masyarakat untuk selalu mendapatkan informasi mengenai cara-cara menangani binatang berbahaya dan meningkatkan kewaspadaan. Program pendidikan dan sosialisasi yang dilaksanakan oleh pihak berwenang, seperti Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, bisa memberikan pemahaman tentang cara bertindak yang benar saat menghadapi gangguan binatang.
- Pelatihan penanganan hewan: Adakan pelatihan untuk masyarakat tentang bagaimana cara aman menangani ular atau hewan berbahaya lainnya.
- Sosialisasi melalui pertemuan warga atau media sosial mengenai pentingnya kewaspadaan terhadap gangguan binatang di lingkungan.
7. Gunakan Peralatan yang Tepat
Jika Anda menemukan binatang berbahaya, pastikan menggunakan peralatan yang tepat untuk menangani situasi dengan aman. Beberapa peralatan yang dapat digunakan termasuk:
- Stik ular untuk menangkap ular tanpa mendekatinya terlalu dekat.
- Senter untuk menerangi area yang gelap, sehingga Anda bisa melihat binatang yang bergerak.
- Kendaraan atau alat transportasi untuk mengakses lokasi kejadian dengan cepat, terutama jika gangguan terjadi jauh dari pemukiman.
8. Tindak Lanjut dan Pemantauan
Setelah kejadian gangguan binatang selesai, tetap lakukan pemantauan di area yang rawan. Pastikan tempat-tempat yang menjadi sumber masalah, seperti semak-semak atau genangan air, dibersihkan untuk menghindari masalah serupa di masa depan.
Kewaspadaan terhadap gangguan binatang dapat dilakukan dengan pendekatan yang proaktif, seperti menjaga kebersihan lingkungan, mengenali potensi ancaman binatang, serta melibatkan masyarakat untuk bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang aman. Dengan upaya-upaya tersebut, risiko gangguan binatang dapat diminimalisir, dan keselamatan warga dapat terjaga dengan lebih baik.